Misteri Candi Borobudur
Pembangunan candi itu
selesai pada tahun 847 M. Menurut prasasti Kulrak (784M) pembuatan candi
ini dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya
yang sangat dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir
bernama Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam
ajaran Buddis Tantra Vajrayana. Pembangunan candi ini dimulai pada masa Maha
Raja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya, dilanjutkan oleh putranya, Samarotthungga,
dan oleh cucu perempuannya, Dyah Ayu Pramodhawardhani. Sebelum dipugar,
Candi Borobudur berupa reruntuhan seperti halnya artefak-artefak candi yang
baru ditemukan sekarang ini. Ketika kita mengunjungi Borobudur
dan menikmati keindahan alam sekitarnya dari atas puncak candi,
kadang kita tidak pernah berpikir tentang siapa yang berjasa membangun
kembali Candi Borobudur menjadi bangunan yang megah dan menjadi kekayaan bangsa
Indonesia ini.
Pemugaran
selanjutnya, setelah oleh Cornelius pada masa Raffles maupun Residen Hatmann, dilakukan
pada 1907-1911 oleh Theodorus van Erp yang membangun kembali susunan
bentuk candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk
sekarang.
Van Erp sebetulnya
seorang ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu, tetapi
kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur,
mulai falsafahnya sampai kepada ajaran-ajaran yang
dikandungnya. Untuk itu dia mencoba melakukan studi
banding selama beberapa tahun di India. Ia juga pergi ke Sri Langka untuk melihat
susunan bangunan puncak stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya van Erp menemukan
bentuk Candi Borobudur. Sedangkan mengenai landasan falsafah dan agamanya ditemukan
oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara
dan ada kecenderungan pula bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana. Oleh
sebab itu, para pemugar harus memiliki sekelumit sejarah agama ini di Indonesia.
Penelitian terhadap susunan bangunan candi dan falsafah yang dibawanya tentunya membutuhkan
waktu yang tidak sedikit, apalagi kalau dihubung-hubungkan dengan
bangunanbangunan candi lainnya yang masih satu rumpun. Seperti halnya
antara Candi Borobudur dengan Candi Pawon dan Candi Mendut yang secara geografis
berada pada satu jalur.
Materi candi
Candi Borobudur
merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja.
Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir. Luas bangunan Candi Borobudur
15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta potongan batu-batuan.
Ukuran batu rata-rata
25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km
dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur
dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian
cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel
masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang
lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6
berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar.
Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah.
Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai
ujung stupa induk
dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir.
Menurut hasil
penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine Geldern, nenek moyang
bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman Neolithic dan
Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. Pada zaman Megalithic
itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya
sekaligus tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun, semakin ke atas
semakin kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak
Sibedug Leuwiliang Bogor Jawa Barat. Bangunan serupa juga terdapat di Candi
Sukuh di dekat Solo, juga Candi Borobudur. Kalau kita lihat dari kejauhan,
Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak atau
semacam piramida dan sebuah stupa.
Berbeda dengan
piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko Candi Borobudur
merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa kepunden berundak
yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun, termasuk di India. Dan itulah
salah satu kelebihan Candi Borobudur yang merupakan kekhasan arsitektur Budhis
di Indonesia.
Melihat kemegahan
bangunan Candi Borobudur saat ini dan candi-candi lainnya di Indonesia telah
memberikan pengetahuan yang besar tentang peradaban bangsa Indonesia.
Berbagai ilmu
pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh
Teodhorus van Erp. Kita patut menghargai usaha-usahanya mengingat berbagai
kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam membangun kembali candi
ini.
Sampai saat ini ada
beberapa hal yang masih menjadi bahan misteri seputar berdirinya Candi
Borobudur, misalnya dalam hal susunan batu, cara mengangkut batu dari daerah
asal sampai ke tempat tujuan, apakah batu-batu itu sudah dalam
ukuran yang dikehendaki atau masih berupa bentuk asli batu gunung,
berapa lama proses pemotongan batu-batu itu sampai pada
ukuran yang dikehendaki, bagaimana cara menaikan batu-batu itu dari dasar
halaman candi sampai ke puncak, alat derek apakah yang
dipergunakan? Mengingat pada masa itu belum ada gambar biru
(blue print), lalu dengan sarana apakah mereka itu kalau hendak merundingkan
langkah-langkah pengerjaan yang harus dilakukan, dalam hal gambar relief, apakah
batu-batu itu sesudah bergambar lalu dipasang, atau batu dalam keadaan polos
baru dipahat untuk digambar. Dan mulai dari bagian mana gambar
itu dipahat, dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas? Dan masih
banyak lagi misteri yang belum terungkap secara ilmu pengetahuan,
terutama tentang ditemukannya ruang pada stupa induk candi.
Restorasi di tahun
1974-1983
Harta karun
Pemugaran selanjutnya
dilakukan pada tahun 1973-1983, selang 70 tahun dari pemugaran
yang dilakukan van Erp. Pemugaran ini dimaksudkan tiada lain sebagai upaya melestarikan
budaya yang tak ternilai harganya. Inilah "harta karun" yang
sesungguhnya tak bisa dihargai dengan uang apalagi dijual untuk membayar
utang. Kesadaran masyarakat untuk ikut mengamankan
bangunan candi sangat diharapkan termasuk juga dari para wisatawan.
Penggalian,
penelitian, dan rencana pemugaran terhadap candi-candi atau benda-benda bersejarah
lainnya yang baru-baru ini ditemukan tentunya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak
sedikit. Pemugaran bangunan budaya dan kepurbakalaan tidak semudah pembangunan gedung
modern. Setiap bentuk bangunan budaya memiliki makna yang khusus dan hal ini
tidak dapat diabaikan di dalam pemugaran bangunan kuno
tersebut. Oleh sebab itu butuh dukungan dari berbagai pihak,
baik dari dalam maupun dari luar negeri. Upaya membangun kembali sebuah
simbol-simbol peradaban yang pernah hilang berarti semakin membuka mata-hati
kita tentang sejarah peradaban manusia Indonesia yang kaya
dengan ilmu pengetahuan dan budaya. Dengan demikian, kita akan
menjadi manusia berbudaya yang mampu menghargai budayanya sendiri
sebagai bentuk jati diri dan identitas bangsa yang mandiri.
Akhirnya, kita harus
membangkitkan kembali gairah menghargai benda-benda cagar budaya yang bukan
hanya menjadi kekayaan masyarakat dan bangsa, melainkan juga menjadi kekayaan
ilmu pengetahuan yang akan terus mengungkap fakta-fakta sejarah itu. Menikmati keindahan
dan menjaga kelestariannya merupakan salah satu bentuk kepedulian yang sangat berarti.
Tentunya peran lembaga yang berkaitan dengan perlindungan benda-benda cagar budaya
perlu ditingkatkan dengan memberikan pemahaman, pengertian dan sosialisasi tentang pentingnya
menjaga dan melestarikan benda-benda tersebut.
Perlindungan hukum
pun harus ditegakkan secara konsisten sehingga tidak terjadi lagi kepincangan-kepincangan
hukum yang menyisakan rasa ketidakadilan bagi masyarakat, seperti halnya
kasus peledakan Candi Borobudur pada 1983.***Tetap menjadi suatu
misteri,sekedar tambahan candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar
di dunia dengan tinggi 34,5 meter dan luas bangunan 123 x 123 meter. Di dirikan
di atas sebuah bukit yang terletak kira-kira 40 km di barat
daya Yogyakarta, 7 km di selatan Magelang, Jawa
Tengah.
Candi Borobudur
dibangun oleh Dinasti Sailendra antara tahun 750 dan 842 Masehi. Candi Buddha ini
kemungkinan besar ditinggalkan sekitar satu abad setalah dibangun karena pusat
kerajaan pada waktu itu berpindah ke Jawa Timur. Sir Thomas Stanford Raffles menemukan
Borobudur pada tahun 1814 dalam kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs tersebut
dibersihkan dan dipelajari secara menyeluruh. Proyek restorasi Borobudur secara besar-besaran
kemudian dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910 dipimpin oleh Dr. Tb. Van Erp.
Dengan bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur dilaksanakan
dari bulan Agustus 1913 sampai tahun 1983.
Namun, sampai
sekarang Candi Borobudur masih menyimpan sejumlah misteri. Sejumlah
misteri itu misalnya, siapa yang merancang Candi Borobudur, berapa jumlah orang dipekerjakan
untuk membangun candi tersebut, dari mana saja batu untuk membangun candi? Filosofi
apa yang digunakan untuk membuat candi tersebut? Tetapi yang pasti candi ini merupakan
aset penting bagi Indonesia di mata dunia internasional. Kita harus bangga dan selalu
menjaga kelestariannya.
Sumber: dari berbagai sumber.
Tweet |
Mohon Izin Share Ya Admin... Jika Tidak Berkenan Mohon Jangan Di
ReplyDeleteSpam Tetapi Di Delete Saja... Terima Kasih...
KAMI DARI JUDI ONLINE TERPERCAYA MEMBERIKAN FASILITAS-
FASILITAS DI BAWAH INI KEPADA SEMUA MEMBER KAMI...
LET`S PLAY! Promo Bonus CashBack 5% Setiap Minggunya Dan Id
Game Bisa Dibuat Sesuai Dengan Keinginan Member!!!
Permainan Sportbook Dan Casino Di Dalam 1 (satu) Id Game!!!
Serta Launching Permainan Baru Bagi Anda Yang Hobi Bermain
Poker!!!
Minimal Deposit 50 Ribu Dan Withdraw 50 Ribu Serta Minimal
Betting 10 Ribu!!!
Silahkan Kunjungi Website Kami Di :
www.bulat88.com
Yahoo Messenger
cs1_fs88bet
cs2_fs88bet
Blackberry Mesengger
23B4E791
Blackberry Messenger Android/IPhone
7B02F5CB
Email
csfs88bet@gmail.com
Customer Services Telephone
+855 778 96 750